Untuk kebutuhan pengolahan data, maka data statistik perlu diurutkan dari ukuran terkecil sampai terbesar atau sebaliknya. Setelah diurutkan, maka nilai tertinggi dan terendah data dapat mudah diketahui.

Contoh :

Tentukan nilai tertinggi dan terendah dari 3, 2, 7, 4, 5, 6, 3, 9, 8, dan 6!

Jawab :

Data terurut: 2, 3, 3, 4, 5, 6, 6, 7, 8, 9.

Nilai tertinggi 9

Nilai terendah 2

 

Jika data yang akan diurutkan besar dan banyak, maka dapat menggunakan diagram batang-daun. Misal datany terdiri dari bilangan asli yang kurang dari 100: 27, 42, 56, 89, 33, dan 70, maka pada diagram angka puluhannya yaitu 8, 4, 5, 8, 3, 7 dijadikan sebagai batang Dan angka satuan yaitu: 7, 2, 6, 9, 3, 0 sebagai daun.

Langkah-langkah membuat diagramnya yaitu :




Dengan memperhatikan kolom batang-daun pada tabel diatas, urutan terkecil 27, 33, 42, 56, 70, dan 89.

Dan jika dari urutan terbesar 89, 70, 56, 42, 33, dan 27.

 

Penyajian Data dengan Tabel Distribusi Frekuensi

Untuk lebih memahaminya, perhatikan data yang merupakan hasil ujian Matematika yang diperoleh siswa kelas 11!

 

8 5 6 7 6 8 9 5 8 7 6

9 8 9 7 6 8 9 5 7 8 6

7 8 6 8 9 6 5 8 7 9 8

Data diatas belum tersusun rapi. Oleh karenanya kita kesulitan mengetahui nilai terendah dan tertingi dan hal lainnya pada data diatas.

Untuk mengatasinya, disajikan tabel (daftar) distrubusi frekuensi dengan langkah-langkahnya :

 

  1. Tentukan selisih dari nilai tertinggi dengan terendah, yaitu 9 – 5= 4
  2. Buatlah tiga kolom yang masing-masingnya untuk kolom nilai, turus, dan frekuensi
  3. Pada kolom nilai, tulislah data dari yang terendah (5) sampai tertinggi (9)
  4. Masukkan nilai satu persatu ke dalam tabel dengan menggunakan turus.
  5. Hitunglah banyak turus pada setiap baris, kemudian tulis dengan banyak turus pada kolom frekuensi


Dari tabel diatas, diketahui :

Nilai terendah 5

Nilai tertinggi 9

Banyak siswa yang nilai kurang dari 7 yaitu 7 + 5 = 12



Darii data diatas, terlihat selisih nilai tertinggi dan terendah 85 – 51 = 34, sehingga tabel frekuensi harus terdiri dari ( 34 + 1 ) baris. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, hal ini menjadi tidak praktis karena akan memuat banyak baris. Untuk itu dapat menggunakan cara lain yaitu :

Tisp baris terdiri dari beberapa nilai yang disebut interval. Interval berupa bilangan ganjil, misalnya 1,3,5 dst.

Banyak baris yang disebut kelas jangan terlalu sedikit jangan terlalu banyak.

Dari data tersebut, kita dapat mengelompokkannya menjadi :

Jika banyak kelas = 5, maka intervalnya

85 – 51/ 5 = 6,8 = 7